Erfan Dahlan
merupakan putra KH Ahmad Dahlan pendiri organisasi Muhammadiyah dari buah
pernikahanya dengan Siti Walidah pendiri organisasi perempuan berkemajuan
Aisyiyah di Indonesia. Nama kecil Erfan adalah Djumhan.
| Winai Dahlan salah satu putra Erfan |
Djumhan, Winai
Dahlan salah satu putra Erfan menceritakan kepada Suara Muhammadiyah di
kantornya The Sience Halal Center Thailand baru-baru ini, oleh ayahnya KH Ahmad
Dahlan beserta beberapa pemuda Indonesia saat itu dikirim ke Lahore, India,
untuk belajar agama. Tepatnya menimba ilmu di sekolah milik Ahmadiyah
(Ahmadiyya Anjuman Ishaati Islam Lahore) bernama Ishaat Islam College. “Dia
(Erfan) murid yang cerdas, menguasai Sembilan bahasa, dan ia menyelesaikan
(lulus) studinya di sana,” kata putranya itu.
Sembilan bahasa yang
ia kuasai, yakni bahasa Jawa, Melayu, Urdu, Pustun, Inggris, Belanda, Arab,
Thailand, dan Jepang. “Sebab itu ayah mudah bergaul dan memiliki banyak teman
dari berbagi etnis,” ucap Winai.
“Bukan karena
kemampuannya dalam menguasai berbagi bahasa saja yang menjadikan Erfan banyak
teman, tapi dia itu sangat humoris dan lucu. Kami sering bergurau bersama dalam
keluarga,” kenang Winai.
Setelah lulus,
sambung Winai, Djumhan Dahlan mengubah namanya menjadi Erfan Dahlan dan menetap
di Thailand, negara tetangga Indonesia. “Entah apa yang membuat ayah saya
memilih hidup di sini dan tidak mau pulang ke kampung halaman, tapi yang jelas
ayah saya adalah hidayah bagi kami semua sehingga lahir saya, berdiri Halal
Center, dan akhirnya Suara Muhammadiyah berkunjung ke sini. Kalau ayah saya
pulang kampung (kembali ke Indonesia) kalian tidak mungkin sampai di sini
sekarang,” seloroh Winai.
Kemudian Winai
dengan nada yang berat mengklarifikasi bahwa, ayahnya (Erfan Dahlan) adalah
Muhammadiyah sebagaimana kakeknya (KH Ahmad Dahlan). Erfan sebatas belajar
agama di perguruan milik Ahmadiyah, India, layaknya hari ini seorang muslim
yang menuntut ilmu di perguruan tinggi ternama di Eropa maupun Amerika. “Jadi
ayah saya bukan Ahmadiyah, dia Muhammadiyah sejati,” tegas Winai.
Bagi Winai, ayahnya
(Erfan) tidak lain adalah inspirasi dalam hidupnya. “Apa yang saya lakukan hari
ini adalah karena inspirasi ayah,” ungkapnya.
Saya masih ingat
betul, pendiri Halal Center Thailand tersebut berbagi memori, setiap pagi pukul
03.00 ayahnya selalu bangun untuk mendirikan tahajud dan dilanjut dengan
membaca al-Qur’an hingga subuh datang. “Itu sangat indah,” kenangnya.
Usai shalat, Winai
melanjutkan cerita, ayah saya pergi keluar rumah untuk bekerja dan berdakwah.
“Itu pula yang saya lakukan setiap hari sampai hari ini. setiap hari saya
bangun pagi, pukul 04.00 saya sudah berangkat ke kantor, dan saya pulang ke
rumah di atas pukul 19,00,” paparnya. (gsh)
*) dengan
pengubahan judul
Tulisan ini pernah
dimuat di Majalah SM Edisi 14 Tahun 2018
sumber:
suaramuhammadiyah.id

