Beralaskan tanah, berdinding
anyaman bambu dan papan kayu yang tersusun, begitulah rumah yang ditinggali
Sayem. Wanita kelahiran tahun 1945 itu hidup di rumah kecil di daerah
Cantel Wetan RT 04/ 23 Sragen Kulon, Sragen. Di rumah itu ia tinggal hanya
berdua dengan suaminya, Sugiman yang kini sudah berusia 80 tahun. Mereka
mempunyai dua orang anak yaitu Samidi, sekarang tinggal di Karangtengah, Sragen
dan Sumadi yang saat ini tinggal di Purwodadi. Kedua anaknya itu sekarang sudah
berkeluarga dan mereka juga jarang pulang kerumah kedua orang tuanya itu.
| Meski Istri Lumpuh, Tukang Becak di Sragen Masih Setia Merawat Istrinya |
Sehari-hari Sugiman bekerja
sebagai tukang becak. Di usianya yang senja ia tetap mengayuh becaknya agar
dapat memberi nafkah kepada istrinya. Setiap hari berangkat pagi jam 6 dan
pulang jam 3 sore. Biasanya ia mengantar pelanggannya yang berada di sekitar
Pasar Nglangon Sragen. “Tidak banyak penghasilan suami saya sebagai tukang
becak. Sehari biasanya ia hanya memperoleh penghasilan sebesar 5000 rupiah
saja,” kata Sayem. Listrik yang ia gunakan untuk memenuhi kebutuhannya saja ia
dapat dari numpang tetangga.
Sayem sebelumnya berjualan
nasi di sekitar Cantel. Tetapi semenjak ia menderita stroke. Ia sudah tidak
bisa berjualan lagi. Strokenya semakin parah ketika ia jatuh dari kamar mandi 2
tahun lalu. Ia tidak dapat berjalan lagi dan hanya bisa duduk atau berbaring di tempat tidur. Sugimanlah yang merawat Sayem ketika menderita
penyakit stroke itu. Setiap hari ia memasak nasi, mencuci pakaian, mengantar
Sayem ke kamar mandi dan terkadang menyuapinya.
Sudah satu bulan ini Sugiman
menderita gangguan kencing. Akibatnya ia belum bisa bekerja lagi. Selama
Sugiman sakit mereka hanya bisa mengandalkan pemberian dari orang lain karena
hanya Sugimanlah tulang pungung keluarga. Pernah Sayem meminta Sugiman untuk
memeriksakan kesehatannya tapi Sugiman menolak. ”Kalau saya nanti di rumah
sakit yang memikirkanmu dan merawatmu nanti siapa?” tanya Sugiman kepada Sayem.
Melihat kondisi Sayem dan
Sugiman yang memprihatinkan salah seorang warga mangajukan bantuan untuk mereka
ke Lazismu Sragen. Jum’at (18/05/18) Lazismu Sragen mendatangi kediaman Sayem.
Tommy Arisaputra, Staff Program Lazismu Sragen memikul beras seberat 10 kg
dibahunya.
Sesampai di rumah Sayem, Tommy berbincang-bincang ringan menanyakan
kabar dan keadaaan Sayem. Kemudian Tommy menyerahkan sekarung beras dan uang
tunai kepada Sayem untuk memenuhi kebutuhan hidup Sayem dan Sugiman. Semoga
santunan yang diberikan Lazismu Sragen bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan
Sayem dan Sugiman. Aamiin yaa rabbal’alamiin.
Sumber:
lazismusragen.org

