Tahun 2014 SDIT Muhammadiyah diresmikan di Desa Meunasah Blang Bireuen. Setahun setelah itu pindah ke Desa Geulanggang Teungoh Bireuen. Sekolah dasar ini lahir dari gerakan beberapa kader muda Muhammadiyah. Bahkan sebagian dari mereka tidak mengenal sebelumnya. Kini seperti keluarga. Walau tidak lahir dari rahim yang sama.
Pidato Mendikbud baru Mas Nadiem Makarim yang viral itu mengingatkan saya tentang beberapa ide saya dan teman-teman awal pendirian sekolah ini. Kita harus melakukan gerakan revolusioner disekolah ini. Merubah kebiasaan pemborosan dan banyak aturan yang tidak memerdekan banyak siswa. Kami guru percaya bahwa setiap anak punya potensi. Di rapat guru saya tidak bosan mengulang kalimat ini. Bahwa mereka memiliki potensi yang berbeda. Beri mereka penghargaan, berikan mereka ruang berkreasi dan mengembangkan potensi. Kalau hanya sekedar transfer Knowledge, mas google lebih pintar daripada guru. Guru harus menemukan setiap potensi mereka yang tersembunyi.
Kini SDIT Muhammadiyah Bireuen sudah berjalan 5 tahun. Dalam perjalanannya melakukan setidak beberapa hal yang mas Nadiem sampaikan dalam pidatonya. Saya mencoba mencatat beberapa hal penting dari pidato itu sebagai berikut :
1. Potensi seseorang tak hanya dilihat dari hasil ujian
Pernyataan ini memang benar. Bahwa setiap anak punya potensi yang tidak bisa dilihat dari hasil ujian. Selama ini di SDIT Muhammadiyah Bireuen, setiap bagi rapor semua anak dapat rangking yang berbeda. Ada yang punya potensi hafiz Al-Quran, ada potensinya di matematika, potensi di Bahasa Inggris, potensinya di Bahasa Arab. Dan bahkan kami menilai ada potensi akhlak penyabar, paling santun, terdisiplin, suka berbagi dan lainnya yang tidak ada hubungannya dengan nilai-nilai ujian.
2. Kesuksesan seseorang didapat dari hasil karyanya, bukan hanya menghapal
Yang kedua ini, mas Nadiem menyampaikan bahwa sukses di ukur dari karya seseorang, bukan menghafal. Di SDIT Muhammadiyah Bireuen tidak pernah anak di paksa untuk menghafal. Tidak semua anak punya potensi menghafal. Termasuk menghafal Al-Qur'an. Saya dan guru-guru sadar tentang hal itu. Kita punya jargon bahwa menghafal semudah tersenyum. Tidak terbeban, seperti senyuman yang bisa dilakukan sangat mudah. Senyum lahir dari hati tanpa paksaan. Lahir ide untuk menyediakan banyak ekstrakurikuler yang seru disekolah ini. Supaya mereka bebas berkarya. Kami ajak siswa kebeberapa perusahaan, BUMN, usaha pertanian, pembuatan garam, sampai ke bisnis home atau usaha rumahan masyarakat seperti kue dari hasil karya ibu-ibu rumah tangga. Dengan harapan kelak siswa kami bisa melahirkan banyak ide mandiri dalam berkarya di masa depan.
3. Memahami bahwa setiap orang memiliki kebutuhan berbeda
Setiap siswa punya kebutuhan yang berbeda. Guru wajib memahami apa kebutuhan siswanya Saya mengajak seluruh guru SDIT Muhammadiyah Bireuen untuk mengunjungi rumah-rumah orangtua siswa. Berdiskusi dengan orangtua, tentang kebutuhan mereka selama ini. Bahkan saya wajibkan wali kelas datang kerumah mereka. Alhamdulillah dari laporan yang saya dapat sebagian mereka datang berdiskusi langsung dengan orangtua dirumah. Mencari solusi selama ini tentang kesulitan belajar mereka.
4. Nadiem Makarim ingin setiap guru membuat inovasi
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bireuen sekarang dr Athailah Latief sudah sangat sering memberi motivasi kepada guru untuk tidak berhenti berinovasi disekolah. Alhamdulillah SDIT Muhammadiyah sudah membuat RKT (rencana kerja tahunan) setiap tahunnya dengan penuh inovasi. Bahkan beberapa program kami viral. Terakhir pembagian rapor saat subuh menjadi seantero nusantara. Ternyata kegiatan inovasi ini menjadi inspirasi kepada banyak sekolah lain.
5. Mas Nadiem mengajak guru melakukan perubahan kecil
Minimal, mengajak siswa berdiskusi dalam kelas bukan hanya mendengar. Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas. Mencetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas. Menemukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri. Dan terakhir bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.
SDIT Muhammadiyah sudah melakukan banyak perubahan kecil, contohnya.
1. Guru tidak boleh memberikan PR untuk anak
2. Anak wajib membawa bekal makanan yang sehat. Kantin sekolah juga tidak membolehkan jualan makanan yang tidak sehat.
3. Jam terakhir sekolah, menggunakan waktu 10 menit mendengarkan siswa tentang kebaikan yang mereka lakukan seharian dan memberi apresiasi atas kebaikannya.
4. Guru wajib makan siang bersama siswa, supaya ada kedekatan emosional antara guru dan siswa.
5. Kegiatan Seduh sedekah untuk kaum dhuafa sebagai bentuk proyek pendidikan sosial yang melibatkan anak
6. Kegiatan Jemari (jelajah masjid sehari) berguna untuk mengajak siswa lebih dekat dengan masjid.
7. Memberikan siswa hak penuh untuk memilih sendiri ekstrakurikuler, tanpa paksaaan. Mereka bisa memilih Taufiz Alquran, Memanah, bela diri, bola kaki dan sebagainya.
8.Kegiatan sekolah alam yang rutin, seperti berenang, camping, ke pantai dan sebagainya. Supaya siswa mengenal potensi lewat alam. Dan merasa bahagia dan merdeka dalam belajar. Tanpa ada penjajahan target kurikulum.
Sering beberapa guru bertanya ke saya, "ustaz sekolah kita banyak sekali kegiatan dan event tertentu. Juga banyak kegiatan diluar sekolah, ini sangat berisiko, karena beberapa tema tertinggal, beberapa pelajaran tidak tercapai target 100% sesuai dengan kurikulum nasional? " Saya simpel Jawab "itu siswa SD, anak kecil bukan, bukan mahasiswa. Bukan juga karyawan yang punya target perusahaan, jangan siksa mereka dengan target-target kurikulum. Mereka butuh bahagia dalam belajarnya. Mungkin kalau sebut mas Nadiem SISWA BUTUH KEMERDEKAAN DALAM BELAJARNYA. nah kan se-ide kita pak mentri!.
Terakhir saya hanya ingin sampaikan bahwa SDIT Muhammadiyah Bireuen sudah berusaha apa yang ada dalam pidato mas nadiem itu selama 5 tahun terakhir. Walaupun tidak semuanya berhasil.
Sukses selalu buat Mentri muda yang baru!.
Rizki Dasilva.
Kepsek SDIT Muhbir
Pidato Mendikbud baru Mas Nadiem Makarim yang viral itu mengingatkan saya tentang beberapa ide saya dan teman-teman awal pendirian sekolah ini. Kita harus melakukan gerakan revolusioner disekolah ini. Merubah kebiasaan pemborosan dan banyak aturan yang tidak memerdekan banyak siswa. Kami guru percaya bahwa setiap anak punya potensi. Di rapat guru saya tidak bosan mengulang kalimat ini. Bahwa mereka memiliki potensi yang berbeda. Beri mereka penghargaan, berikan mereka ruang berkreasi dan mengembangkan potensi. Kalau hanya sekedar transfer Knowledge, mas google lebih pintar daripada guru. Guru harus menemukan setiap potensi mereka yang tersembunyi.
Kini SDIT Muhammadiyah Bireuen sudah berjalan 5 tahun. Dalam perjalanannya melakukan setidak beberapa hal yang mas Nadiem sampaikan dalam pidatonya. Saya mencoba mencatat beberapa hal penting dari pidato itu sebagai berikut :
1. Potensi seseorang tak hanya dilihat dari hasil ujian
Pernyataan ini memang benar. Bahwa setiap anak punya potensi yang tidak bisa dilihat dari hasil ujian. Selama ini di SDIT Muhammadiyah Bireuen, setiap bagi rapor semua anak dapat rangking yang berbeda. Ada yang punya potensi hafiz Al-Quran, ada potensinya di matematika, potensi di Bahasa Inggris, potensinya di Bahasa Arab. Dan bahkan kami menilai ada potensi akhlak penyabar, paling santun, terdisiplin, suka berbagi dan lainnya yang tidak ada hubungannya dengan nilai-nilai ujian.
2. Kesuksesan seseorang didapat dari hasil karyanya, bukan hanya menghapal
Yang kedua ini, mas Nadiem menyampaikan bahwa sukses di ukur dari karya seseorang, bukan menghafal. Di SDIT Muhammadiyah Bireuen tidak pernah anak di paksa untuk menghafal. Tidak semua anak punya potensi menghafal. Termasuk menghafal Al-Qur'an. Saya dan guru-guru sadar tentang hal itu. Kita punya jargon bahwa menghafal semudah tersenyum. Tidak terbeban, seperti senyuman yang bisa dilakukan sangat mudah. Senyum lahir dari hati tanpa paksaan. Lahir ide untuk menyediakan banyak ekstrakurikuler yang seru disekolah ini. Supaya mereka bebas berkarya. Kami ajak siswa kebeberapa perusahaan, BUMN, usaha pertanian, pembuatan garam, sampai ke bisnis home atau usaha rumahan masyarakat seperti kue dari hasil karya ibu-ibu rumah tangga. Dengan harapan kelak siswa kami bisa melahirkan banyak ide mandiri dalam berkarya di masa depan.
3. Memahami bahwa setiap orang memiliki kebutuhan berbeda
Setiap siswa punya kebutuhan yang berbeda. Guru wajib memahami apa kebutuhan siswanya Saya mengajak seluruh guru SDIT Muhammadiyah Bireuen untuk mengunjungi rumah-rumah orangtua siswa. Berdiskusi dengan orangtua, tentang kebutuhan mereka selama ini. Bahkan saya wajibkan wali kelas datang kerumah mereka. Alhamdulillah dari laporan yang saya dapat sebagian mereka datang berdiskusi langsung dengan orangtua dirumah. Mencari solusi selama ini tentang kesulitan belajar mereka.
4. Nadiem Makarim ingin setiap guru membuat inovasi
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bireuen sekarang dr Athailah Latief sudah sangat sering memberi motivasi kepada guru untuk tidak berhenti berinovasi disekolah. Alhamdulillah SDIT Muhammadiyah sudah membuat RKT (rencana kerja tahunan) setiap tahunnya dengan penuh inovasi. Bahkan beberapa program kami viral. Terakhir pembagian rapor saat subuh menjadi seantero nusantara. Ternyata kegiatan inovasi ini menjadi inspirasi kepada banyak sekolah lain.
5. Mas Nadiem mengajak guru melakukan perubahan kecil
Minimal, mengajak siswa berdiskusi dalam kelas bukan hanya mendengar. Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas. Mencetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas. Menemukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri. Dan terakhir bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.
SDIT Muhammadiyah sudah melakukan banyak perubahan kecil, contohnya.
1. Guru tidak boleh memberikan PR untuk anak
2. Anak wajib membawa bekal makanan yang sehat. Kantin sekolah juga tidak membolehkan jualan makanan yang tidak sehat.
3. Jam terakhir sekolah, menggunakan waktu 10 menit mendengarkan siswa tentang kebaikan yang mereka lakukan seharian dan memberi apresiasi atas kebaikannya.
4. Guru wajib makan siang bersama siswa, supaya ada kedekatan emosional antara guru dan siswa.
5. Kegiatan Seduh sedekah untuk kaum dhuafa sebagai bentuk proyek pendidikan sosial yang melibatkan anak
6. Kegiatan Jemari (jelajah masjid sehari) berguna untuk mengajak siswa lebih dekat dengan masjid.
7. Memberikan siswa hak penuh untuk memilih sendiri ekstrakurikuler, tanpa paksaaan. Mereka bisa memilih Taufiz Alquran, Memanah, bela diri, bola kaki dan sebagainya.
8.Kegiatan sekolah alam yang rutin, seperti berenang, camping, ke pantai dan sebagainya. Supaya siswa mengenal potensi lewat alam. Dan merasa bahagia dan merdeka dalam belajar. Tanpa ada penjajahan target kurikulum.
Sering beberapa guru bertanya ke saya, "ustaz sekolah kita banyak sekali kegiatan dan event tertentu. Juga banyak kegiatan diluar sekolah, ini sangat berisiko, karena beberapa tema tertinggal, beberapa pelajaran tidak tercapai target 100% sesuai dengan kurikulum nasional? " Saya simpel Jawab "itu siswa SD, anak kecil bukan, bukan mahasiswa. Bukan juga karyawan yang punya target perusahaan, jangan siksa mereka dengan target-target kurikulum. Mereka butuh bahagia dalam belajarnya. Mungkin kalau sebut mas Nadiem SISWA BUTUH KEMERDEKAAN DALAM BELAJARNYA. nah kan se-ide kita pak mentri!.
Terakhir saya hanya ingin sampaikan bahwa SDIT Muhammadiyah Bireuen sudah berusaha apa yang ada dalam pidato mas nadiem itu selama 5 tahun terakhir. Walaupun tidak semuanya berhasil.
Sukses selalu buat Mentri muda yang baru!.
Rizki Dasilva.
Kepsek SDIT Muhbir