Malaysia - Di bulan
Ramadhan ini, anak-anak yang berpuasa sebenarnya sedang belajar agama secara
komprehensif berdasarkan pengalaman langsung. Dalam teori pembelajaran, metode
ini disebut “experiential learning” atau belajar melalui pengalaman.
| Aisyiah Malaysia Gelar Media Santri Ramadhan |
Hal tersebut
disampaikan Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) Malaysia, Nita
Nasyithah, M.Ed dalam sambutannya menutup acara tahunan PCIA Malaysia yaitu
MESRA (Media Santri Ramadhan).
Inilah sebabnya,
mengapa Ramadhan merupakan sekolah yang terbaik bagi anak-anak dan orang tua.
Nita yang pernah
berprofesi sebagai guru dan konselor ini menambahkan bahwa di bulan Ramadhan
ini orang tua juga diuntungkan karena dapat mengajarkan ilmu keislaman kepada
anak secara lebih demonstratif. Puasadapat dijelaskan langsung baik dari aspek
personal ataupun sosial secara lebih mudah.
“Intinya, di bulan
Ramadhan ini, anak dan orang tua sama-sama untung!” katanya lagi di depan para
santri dan orang tua yang akan menjemput pulang.
Acara MESRA yang
sudah berjalan selama 10 tahun berturut-turut itu merupakan kerjasama Aisyiyah
dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Istimewa Malaysia dan berlokasi
di kawasan taman hutan lindung FRIM di pinggir kota Kuala Lumpur pada 18-19 Mei
2019.
Dilaporkan oleh
Mintarsih sebagai ketua panitia MESRA, kegiatan ini diikuti oleh 65 anak
Indonesia berusia antara 4 dan 14 tahun yang sebagiannya adalah siswa PAUD dan
TPA Aisyiyah Malaysia. Peserta dibagi menurut kelompok usia dan dibimbing oleh
mentor dari para mahasiswa aktivis IMM Malaysia.
Dengan tema acara
“Membentuk Anak Muslim Milenial Berkemajuan”, peserta yang masih berpuasa
mendapat pembelajaran keislaman yang asyik dan menyenangkan di tengah area
hijau dengan hutan dan sungainya yang sangat alami.
Materi seputar
tauhid, akhlak dan ibadah dikemas dengan berbagai metode pembelajaran seperti
mentoring, permainan, seni dan lagu, pertunjukan filem dan juga kegiatan
outdoor.
Ketua IMM Malaysia
Zaki Annafiri sangat terkesan dengan antusiasme peserta yang bukan hanya dari
komunitas Muhammadiyah saja. Menurutnya, keterlibatan aktif orang tua santri
ini bukti bahwa Muhammadiyah dan Aisyiyah dipercaya untuk memberikan solusi
pendidikan dan pembelajaran keislaman bagi warga Indonesia di Malaysia.
Di sela-sela
kegiatan anak-anak, Aisyiyah juga mengadakan saresehan ringan tentang kesehatan
gigi anak dan keluarga yang disampaikan oleh drg. Rahmi Farid, isteri dari
Atdikbud KBRI Bpk Dr. Farid Ma’ruf. Peserta yang mayoritas adalah aktivis
Aisyiyah Malaysia mendapatkan pencerahan terkait kesehatan gigi di bulan puasa
ini. (Tim Media PCIM Malaysia)
sumber: mediamu.id

