Kesehatan mata
anak-anak di Indonesia semakin mengkhawatirkan seiring dengan pola hidup dan
kebiasaan menggunakan gawai yang sangat tinggi. Kebiasaan tersebut dapat memicu
gangguan pada mata khususnya miopia alias rabun jauh.
| Milad ke 61, PKU Muhammadiyah Gombong Adakan Periksa Gratis dan Bagikan 200 Kacamata |
Ketua Persatuan
Dokter Mata Indonesia (Perdami) Cabang Yogyakarta Prof Dr H Suhardjo Sp M SU
menjelaskan, jumlah penderita miopia naik tajam terutama di Asia Timur seperti
Korea, China, dan India. Bahkan di Singapura 80 % penduduknya mengalami miopia.
“Ini juga terjadi di
Indonesia. Kita harus hati-hati jangan sampai
terlalu banyak menderita minus dengan cara mengedukasi kepada masyarakat
bagaimana hidup sehat agar tidak minus,” ujar Prof Suhardjo di sela-sela
pemeriksaan mata anak SD/MI di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong, Minggu
(21/4).
Baca Juga: Majelis Diktilitbang Raih ISO 9001:2015
Kegiatan pemeriksaan
mata dan pembagian kaca mata itu
merupakan kerjasama antara Rumah Sakit PKU Gombong dengan Perdami Cabang
Yogyakarta. Sebanyak 200 anak dari sejumlah SD/MI di Kebumen yang sebelumnya
telah discreening mengikuti pemeriksaan lanjutan oleh dokter spesial mata dari
Perdami Cabang Yogyakarta.
Lebih lanjut, Prof
Suhardjo menambahkan bahwa kegiatan itu untuk membantu pemerintah dalam deteksi
dini kelainan mata pada anak. Kelainan mata pada anak SD rata-rata 3-5 %. Jadi
jika satu SD terdapat 200 anak, kira-kira terdapat 10 anak yang memiliki
masalah kesehatan mata.
Baca Juga: Lazismu Buka Program Beasiswa Sang Surya
“Yang merisaukan
kita adalaj dari 10 anak itu, delapan di antaranya mereka tidak tahu memiliki
problem pada mata,” ujarnya.
Ketidaktahuan itu,
imbuh Prof Suhardjo dikhawatirkan akan menganggu kinerja sekolahnya seperti
tidak jelas melihat tulisan di papan tulis. Ujung-ujungnya nilai sekolah tidak
baik karena kesulitan belajar.
“Program yang sudah
berjalan 10 tahun ini sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat di daerah
yang agak jauh dari pelayanan kesehatan mata,” ujarnya.
Anggapan Keliru
Selama ini banyak
anggapan yang keliru di masyarakat. Seperti jika anak memakai kacamata matanya
menjadi tidak baik. Sebagian masyarakat juga ada yang lebih percaya dengan
terapi non medis. “Terapi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya
itu, yang dirugikan adalah masyarakat sendiri,” imbuhnya.
Ketua Panitia dokter
Miftakhudin menambahkan, kegiatan pemeriksaan mata dan pembagian kacamata itu
sekaligus rangkaian peringatan milad ke-61 Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Gombong. “Kegiatam ini sekaligus merupakan komitmen rumah sakit yang tumbuh dan berkembang dengan masyarakat agar
kemanfaatannya lebih untuk masyarakat,”
ujar dokter Miftakhudin.
Dia menambahkan,
selama ini banyak orang tua maupun guru yang tidak tahu jika anak-anaknya
mengalami gangguan kesehatan mata. “Dengan deteksi dini yang ditindaklanjuti
dengan penanganan, diharapkan membawa dampak positif pada anak-anak sekolah
dalam mengikuti pelajaran yang lebih baik lagi,” ujarnya.
Sumber: https://rspkugombong.com

