Muhammadiyah Online - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) regular Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memfasilitasi pelatihan kerajinan anyaman bambu pada Selasa (6/9) di Desa Banyuasin Separe, Loano, Purworejo. Kegiatan ini merupakan bagian dari program utama KKN UMY kelompok 147 dalam upaya memberdayakan masyarakat khususnya di bidang ekonomi. Kegiatan yang diikuti oleh 20 peserta didominasi oleh ibu rumah tangga. Para peserta berasal dari tiga RT di Dusun Glagah Ombo yang sekaligus memiliki latar belakang sebagai perajin anyaman besek.
Sejauh ini masyarakat setempat hanya memproduksi anyaman besek saja. “Perlu adanya inovasi baru agar bisa meningkatkan perekonomian masyarakat,” ungkap tim penggerak PKK Desa Banyuasin, Separe Siti Rubai’ah.
Sementara Siswanto, Pelatih anyaman bambu dari Kecamatan Gebang, Purworejo mengatakan bahwa para peserta sudah memiliki keterampilan dasar menganyam bambu sehingga cepat untuk belajar. “Faktanya untuk belajar membuat tas biasanya membutuhkan waktu kurang lebih dua hari, ini beberapa jam saja sudah hampir jadi,” ungkapnya.
Dia menegaskan bahwa kerapihan hasil karya menjadi poin utama dalam seni kerajinan. “Jika Desa ini sudah bisa menghasilkan karya yang baik dengan variasi yang banyak, saya siap bantu untuk ke Dinas UMKM,” tegas Siswanto.
Mahasiswa KKN UMY membagi peserta pelatihan dalam beberapa kelompok. Untuk meningkatkan efisiensi waktu, masing-masing kelompok belajar satu jenis anyaman bambu. Dalam waktu kurang dari empat jam saja, peserta pelatihan berhasil membuat keranjang, pincuk, vas bunga, tas, hingga topi.
Ketua kelompok KKN UMY 147 Ahmad Fauzi mengungkapkan bahwa masyarakat awalnya kurang percaya diri dengan kemampuan mereka. “Membuat besek sudah jadi pekerjaan mereka sejak lebih dari 20 tahun lalu. Sehingga mereka perlu diajak keluar dari zona nyaman agar bisa berkembang,”ungkapnya.
Salah satu poin utama pemberdayaan masyarakat yang diangkat oleh KKN UMY adalah keberlangsungan program. “Kedepannya target kami adalah untuk membentuk kelompok usaha agar masyarakat bisa tetap produktif dalam kerajinan anyaman ini walaupun KKN sudah usai,” imbuhnya.
Sumber:umy.ac.id