Keunikan Muhammadiyah Dibanding Gerakan Islam Lain


Beberapa pekan lalu penulis ikut berdiskusi tentang apa yang membedakan Muhammadiyah dengan Gerakan Islam lain di Indonesia. Tujuan penulisan ini bukan untuk membeda-bedakan tapi lebih menekankan bahwa kader Muhammadiyah harus tahu tentang ideologi yang diikutinya.


Agar kita tahu tentang bagaimana sikap kader harus merawat Persyarikatanya dan sebagai persyarikatan yang berkemajuan Muhammadiyah menerima semua pemikiran, untuk itu maka tidak terus terjebak dalam masalah khilafiyah saja. Misalnya ada yang menjawab perbedaan Muhammadiyah dengan ormas Islam lain, Muhammadiyah adalah adalah Gerakan Islam Amar Ma'ruf Nahi Munkar, Lho memangnya Gerakan atau Organisasi Islam lain tidak Amar Ma'ruf Nahi Munkar juga.

Perbedaan yang ingin di terangkan bukan dengan menjelekan yang lain, Lebih kepada ciri khusus Persyarikatan Muhammadiyah sebagai Islam Berkemajuan yang kosmopolitan.

Pertama, Adanya Majelis Tarjih di Muhammadiyah
Muhammadiyah memiliki Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) yang bertugas melakukan pengkajian, penafsiran dan penerapan ajaran dalam agama Islam. Dalam melaksanakan tugas tersebut, MTT memegang prinsip dan metode tertentu yang tertuang dalam Manhaj Tarjih.

Secara harfiah manhaj tarjih berarti cara melakukan tarjih. Istilah tarjih berasal dari disiplin ilmu ushul fikih yang berarti melakukan penilaian terhadap dalil-dalil syar’i yang secara zahir tampak saling bertentangan atau evaluasi terhadap pendapat-pendapat (qoul) fikih untuk menentukan mana yag lebih kuat.

Berdasarkan definisi manhaj tarjih tersebut memuat unsur-unsur: 1. Wawasan (semangat/perspektif), 2. Sumber ajaran, 3. Pendekatan, 4. Metode (prosedur teknis.) Manhaj tarjih sebagai kegiatan intelektual untuk merespons berbagai persoalan dari sudut pandang agama Islam tidak sekedar bertumpu pada prosedur teknis, melainkan juga dilandasi oleh wawasan atau perspektif pemahaman agama yang menjadi karakteristik pemikiran Islam Muhammadiyah.

Kedua, Adanya Wawasan Tajdid di Muhammadiyah
Tajdid mempunyai dua arti, yakni dalam bidang akidah dan ibadah, tajdid bermakna pemurnian dalam arti mengembalikan akidah dan ibadah kepada kemurniannya sesuai dengan sunnah Nabi saw. dalam bidang muammalat duniawiyah, tajdid berarti mendinamisasikan kehidupan masyarakat dengan semangat kreatif dan inovaif sesuai tuntunan zaman.

Secara umum, tajdid di dalam Muhammadiyah  memiliki tiga aspek: pemikiran, praksis gerakan dan etos. Aspek pemikiran meliputi metode atau pendekatan dan hasil-hasilnya. Aspek praksis gerakan terkait dengan tata kelola organisasi dan inovasi teknologi. Aspek etos berhubungan dengan world-view (pandangan dunia), value (nilai-nilai) dan etik.

Ketiga, Persyarikatan Muhammadiyah Harus Tertib Adminitrasi
Menjadi seorang organisatoris haruslah memperhatikan berbagai macam aspek. Salah satunya adalah dengan perwujudan tertib administrasi dalam organisasi. Tertib administrasi dan tertib organisasi menjadi ciri organisasi modern.

Secara mendetail segala ketentuan administrasi organisasi, baik dari bidang kesekretariatan maupun keuangan. Muhammadiyah itu organisasi yang menerapkan asas kolektif kolegial. Ketua sebagai pembuat keputusan dari musyawarah semua anggota.

Keempat, Muhammadiyah mempunyai Amal Usaha Terbanyak
Muhammadiyah setiap Muktamar mempunyai tradisi membangun gedung baru, Banyaknya amal usaha Muhammadiyah, bukan hanya menjadi kebanggaan warga Muhammadiyah, tetapi juga menjadi asset sekaligus kebanggaan bangsa Indonesia.

Sementara di Muhammadiyah tidak ada Hak waris kepada anak cucu semua terdata atas nama PP Muhammadiyah. Bahkan apa yang terjadi dengan amal usaha Muhammadiyah ini tidak lain merupakan bentuk aplikasi dari nilai-nilai ihsan yang dimiliki warga Muhammadiyah.

Kelima, Menanamkan Ruhul Ikhlas dalam Perjuangan
Untuk apa tujuan warga Muhammadiyah membangun sekolahan dan mengembangkan amal usaha Muhammadiyah, Tidak ada hak waris buat anak cucu kita, Tidak mendapatkan penghasilan pribadi dari yang sudah kita bangun untuk Muhammadiyah, Lantas untuk apa? Karena warga Muhammadiyah hanya ingin mempraktekkan Ruhul Ikhlas berjuang untuk agama dengan harta benda mereka lewat Muhammadiyah.
 WaAllahu Alam Bishowab

Adis Setiawan, Mahasiswa STIT Nusantara Tambun Bekasi

Klik untuk Komentar