PONOROGO – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir hadiri peresmian gedung KH Ahmad Dahlan RSU Muhammadiyah Ponorogo pada Rabu (29/1).
Haedar mengapresiasi langkah RSU Muhammadiyah Ponorogo yang mengedepankan spirit filantropis. Apasih filantropis itu? Ia menerangkan filantropis merupakan semangat untuk berbagi kasih pada sesama.
“Semangat berbagi kasih pada manusia tanpa sekat, itulah semangat filantropis. Nah, Kiai Dahlan tanpa belajar tentang sejarah barat telah mempraktekkan semangat filantropis, metode itu melektakkan dalam spirit jiwa dan alam pikiran yang berbeda. Ketika filantropis di barat sangat pro kemanusiaan tetapi anti ketuhanan karena pemberontakan, tetapi Kiai Dahlan justru memberi pondasi filantropis itu pada nilai-nilai ketuhanan,” jelas Haedar.
Haedar juga menjelaskan bahwa filantropis Muhammadiyah yang diletakkan Kiai Dahlan yaitu spirit Al-maun bukan filantropis sekular humanistic atau antroposentris.
Baca Juga : Mental Umat Islam dalam Ekonomi Harus Berubah
Al-maun mengajarkan Islam sebagai agama amaliah, yakni memahami Al-qur’an dan mengamalkannya.
“Inilah yang menjadi karakter Muhammadiyah, maka kadang seseorang mungkin menyangka orang Muhammadiyah kalau mendalil itu tidak begitu sregep, tetapi orang Muhammadiyah memahami dan mengamalkannya,” ujar Haedar.
Al-maun juga menjadikan Islam sebagai agama yang menebar kasih sayang dan kebaikan bagi sesama tanpa diskriminasi, dan itulah yang menjadi semangat Penolong Kesengsaraan Oemat (PKO).
“Agama cinta kasih itu agama Islam. Itu menjadi sangat penting dalam kehidupan,” jelas Haedar.
Baca Juga : Sejarah Magister Studi Islam UMY
Haedar berharap, hadirnya gedung baru RS Muhammadiyah Ponorogo ini dapat memberikan manfaat bagi masyarkat Ponorogo.
“Gedung ini merupakan wujud dari pengkhidmatan Muhammadiyah untuk bangsa, bahwa Muhammadiyah ini tidak pernah berhenti untuk mencerahkan kehidupan bangsa dan menghadirkan kesejahteraan,” jelas Haedar.
Haedar juga berpesan agar dengan adanya gedung tersebut, pelayanan harus lebih baik, dan juga pasien-pasien selain merasa nyaman harus menjadi orang-orang semakin sehat.
“Karena Muhammadiyah tidak ingin warga masyarakat itu sakit. Hadirnya rumah sakit kan sebenarnya jadi rumah sehat, bukan untuk membiarkan merawat yang sakit lalu semakin sakit,” tutur Haedar.
Sementara Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni dalam sambutannya menyambut baik hadirnya gedung baru RS Muhammadiyah Ponorogo.
“Alhamdulillah, kami pemerintah kabupaten Ponorogo tentu gembira dan bahagia karena lagi-lagi Muhammadiyah memberikan kontribusinya dalam rangka pembangunan di Ponorogo,” ujarnya.
Kontribusi ini, menuru Ipong tidaklah sederhana, tapi bagaimana meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan membangun rumah sakit yang megah.
“Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi, membarokahi, merahmati semua niat hajat Muhammadiyah yang menjadi niat hajat kita semua dalam rangka meningkatkan kemaslahatan masyarakat, khususnya masyarakat Ponorogo,” imbuhnya.
Ipong juga mengatakan, bahwa sebenarnya tugas membangun rumah sakit, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan menciptakan kesehatan masyarakat adalah tugas Pemerintah, tapi pemerintah sadar bahwa belum punya kemampuan yang cukup untuk menjangkau semua masyarakat.
“Karenanya apa yang dilakukan dan diikhtiarkan oleh keluarga besar Muhammadiyah itu tentu sangat membantu tugas Pemerintah dan juga sangat bermanfaat bagi masyarakat. Karenanya, semoga apa yang diikhtiarkan terus dijalankan sampai akhir zaman, berada ditengah-tengah masyarakat ketika membutuhkan pendidikan, kesehatan, dan amal ibadah yang layak,” pungkasnya.
Hadir dalam acara tersebut jajaran Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Ketua MPKU PP Muhammadiyah, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Ponorogo, dan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ponorogo.
Sumber: muhammadiyah.or.id