Yogyakarta -- “Kampus kita begitu indah, bersih dan elok dilihat, jadi semua orang yang datang ke kampus ini hati pasti senang saja.” Ujar Ali Hasan Rettob dengan logat khas Papuanya, mahasi swa asli Papua yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Pendidikan Muhammadiyah (Unimuda) Sorong, Papua Barat ketika ditemui redaksi Muhammadiyah.id dalam kunjungannya ke Kantor PP Muhammadiyah, Jl. Cik Ditiro, No. 23, Yogyakarta pada Senin (16/9).
Narasi yang disampaikan Ali ‘spontan’. Ia beserta tim sepakbola Unimuda Sorong memang merasa sangat diperhatikan oleh Muhammadiyah, terlebih dalam persoalan pendidikan. Ali merasa, meskipun jauh dari pusat ibu kota namun keberadaan Muhammadiyah seperti jembatan yang menghubungkan mereka dengan kemajuan zaman.
Sekedar infromasi, Kampus Unimuda Sorong masuk kedalam jajaran elite Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang pantas menjadi rujukan untuk kawasan Indonesia Timur. Mengutip yang disampaikan Rektornya, Rustamaji, Unimuda menjadi kampus PTM terbaik dan paling diminati untuk kawasan Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara.
Kegiatan belajar-mengajar di Unimuda juga didukung iklim pendidikan yang baik. Selain infrastruktur fisik yang representatif, civitas akademik Unimuda juga turut berperan aktif dalam membangun iklim pendidikan yang aman dan nyaman.
“Kami merasa bersyukur bisa kuliah di Unimuda, karena kampus yang begitu indah bersih dan dosen-dosennya pun senang bersama kami. Ibaratnya tidak ada memilih kasih satu sama yang lain dan Muhammadiyah mengajarkan kepada kami toleransi terhadap sesama,” tutur Ali.
Kesan baik untuk Muhammadiyah juga disampaikan Abdul Latif Sapua, alumni Fakultas Pendidikan Jasmani Unimuda Sorong tahun 2018. Pemuda yang akrab disapa Latif ini sekarang aktif sebagai pelatih kepala di Tim Sepakbola U-21 Unimuda Sorong. Dalam penuturannya, Latif mengatakan bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang sangat luar biasa. Pasalnya, cita-cita yang dia idamkan sejak dulu berhasil dicapai melalui kampus Unimuda.
Serta, pelajaran yang paling menonjol menurut Latif adalah terkait tolenransi dan azas egaliter yang ditradisikan oleh kampus-kampus Muhammadiyah. Pengalaman tersebut didapatkan sebelum sampai di Yogayakarta, karena Ia berserta rombongan berkesempatan hadir di beberapa kampus Muhammadiyah dan berinteraksi dengan mahasiswa disana, seperti di Universitas Muhamamdiyah Kendari, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Surakarta, UM Magelang dan PTM yang berada di Yogyakarta.
“Sebelum sampai disini kita semua sempat datang ke beberapa kampus Muhammadiyah lain, dan kita merasa bangga. Kita semua seperti pulang ke rumah, karena mereka sudah seperti saudara kita sendiri. Muhammadiyah memang luar biasa,” ungkap Latif yang disambut riuh tepuk tangan kawan setim dan anak didiknya.
“Muhammadiyah adalah salah satu organisasi dan wadah yang sangat luar biasa, serta tidak membedakan suku, ras dan budaya, terutama di sektor pendidikan. Itu merupakan kebanggaan terbesar. Serta kebanggaan saya pribadi karena saat ini saya diberi kepercayaan untuk membawa nama Unimuda pada ajang liga mahasiswa nasional,” sambungnya.
Ia berjanji akan memberikan yang terbaik untuk Muhammadiyah dan Unimuda atas kepercayaan yang telah diberikan kepada nya dalam ajang Liga Mahasiswa Nasional U-21 Piala Kemenpora nanti.
Sumber: muhammadiyah.or.id